Jumat, 09 Desember 2016

Tips Mendidik Karakter Anak yang Sportif

tips mendidik karakter anak yang sportif
Sportivitas perlu kita tanamkan sejak dini pada diri buah hati


Sportifitas mempunyai peranan penting dalam pembentukan karakter anak. Karakter sportif membentuk anak untuk memiliki jiwa juang yang tinggi, pantang menyerah, dan tidak mudah putus asa. Kenapa? Anak yang sportif artinya dia mampu menerima kekalahan dan kemenangan, dan juga mampu bersifat bijak tentang kesalahan dan kebenaran. Karakter yang demikian akan membentuk anak Anda menjadi anak yang berkualitas. Yuk, ikuti tips mendidik karakter anak yang sportif, seperti berikut:


Ajarkan tentang Kalah dan Menang

Anak perlu tahu apa arti sebuah kompetisi atau perlombaan. Ajarkan sejak dini tentang kalah dan menang dengan sebuah permainan. Biarkan anak merasakan bagaimana rasanya menang dan kalah. Identifikasi respon anak terhadap hal itu. Bahagiakah atau sedih sampai menangis. Berikan pengertian bahwa kalah dan menang itu tidak masalah. Tenangkan hati anak dengan motivasi. Secara alami, anak akan memahami kekalahan tidak harus disikapi dengan rasa sedih, namun kemenangan terasa lebih menyenangkan sehingga anak akan termotivasi untuk terus melakukan yang terbaik.


Ajarkan tentang Salah dan Benar

Memahami apa itu salah atau benar juga perlu untuk membentuk karakter sportif pada anak. Ajarkan sejak dini pada anak tentang sikap yang salah dan sikap yang seharusnya dilakukan. Ketika anak melakukan kesalahan, jangan langsung dimarahi namun bertanyalah alasan kenapa anak melakukan hal tersebut. Kemudian, beritahu bahwa hal itu salah dan tunjukkn hal benar yang seharusnya dia lakukan.


Ajarkan Cara Mengendalikan Diri


Setelah mengetahui tentang batasan-batasan salah dan benar, ajarkan anak untuk mengenal emosinya. Ajarkan anak untuk dapat merubah respon negatif menjadi positif. Misalnya ketika anak merasa sedih setelah kalah dalam sebuah permainan, rasa sedih ini bisa menjadi amarah yang disalurkan secara negatif apabila anak tidak dapat mengendalikan dirinya. Namun jika anak sudah memahami bahwa kekalahan adalah hal yang wajar dalam sebuah permainan, rasa sedih tersebut bisa dialihkan menjadi hal positif, misalnya berusaha yang lebih keras lagi dan juga berdoa.


Baca juga:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar